Tentang Bulan
Setiap cebisan-cebisan kenangan yang bersulamkan kerinduan, berteraskan percintaan dan disemai kasih sayang menghadirkan satu gelodak jiwa yang meruntun hati oleh pasangan dua sejoli ini yang mengimpikan impian, janji dan harapan yang sama. Setiap coretan, ade kisah disebaliknya..
Thursday, 27 September 2012
Di PaNtAi iNi
Sekian lama membawa hati, mengusung rindu, akhirnya hanya pantai menjadi tempat persinggahan, merungkai segala rasa di hati. Saat angin bayu menghembus dingin, terasa akan kekosongan yang bersarang, mengembalikan rasa perit itu.
di pantai ini..
di pantai ini..
terungkap segala kenangan,
datang menerpa fikiran,
tersingkap seribu cerita,
berputar di akal fikiran.
di pantai ini..
segalanya terimbau,
segalanya menjengah,
segalanya kembali.
di pantai ini..
bagai terdengar suara itu,
mengajar..menasihati..menegur,
bagai terasa hangatnya,
kasih sayang, cinta dan sebagainya.
di pantai ini..
masa kembali ke awal,
memetakan apa di minda,
merungkai apa di dada.
di pantai ini..
sungguh...daku rindu..
sungguh...daku terkenangknmu
di pantai ini..
daku bertanya..
kenapa cepat sekali dikau berlalu pergi..
kenapa singkatnya usia perhubungan ini..
daku bertanya lagi..
bolehkah masa di putar kembali?
bolehkah daku merasai kenangan itu kembali?
bolehkah rasa disayangi itu ku kecapi lagi?
cukup walau sekali dan seketika cuma..
biarpun ku tahu..
jawapan kepada semuanya..
pasti....tidak!
sungguh.. di pantai ini..
daku merinduinya ya Allah..
Monday, 27 August 2012
KaMu KaMu DaN kAmU
Si bulan.. Menyebut nama itu membuat hati sang pemuja bulan sering dilanda keresahan dan diulit kepiluan kerana kasih, cinta dan rindu itu masih bersamanya. Dalam keheningan malam ini, ketika insan lain lena diulit mimpi, sang peuja bulan masih tetap disini, masih utuh menunggu si bulan dan amat merinduinya. Kerinduan ini tidak berteman dan tidak mungkin dirasai oleh si bulan, laksana sang pungguk yang melihat indahnya bulan namun tak terdakap lalu menyiulkan siulan panggilan sayu. Si bulan, detik ini, sang pemuja bulan memilih untuk berpuitis dalam meluahkan kata hati yang duka pilu mengenangkan kenangan bersama yang tersemat di mindanya tanpa terkurang sedikit pun.
Si bulan.. Ingin sekali ku bertanya kepadamu.. Adakah dirimu tidak pernah terfikir tentang daku? Apakah dirimu tidak pernah terlintas akan namaku, senyumanku, kasih sayangku dan kenangan kita di mainan jalanan hari-harimu? Tiadakah sekelumit kenangan manis antara kita dahulu yang bisa membuat dirimu tersenyum? Si bulan.. Bahagiakah dirimu disana? Gembirakah dirimu disana? Adakah masih terukir senyummu dan tawamu? Telah ketemukah selaut bahagia yang dirimu cari, seluas angkasa indah yang dirimu dambakan dan sejuta ketenangan hati yang dirimu impikan?
Si bulan.. Akan ku ceritakan kepadamu satu perkara. Daku rindu akan dirimu, sentiasa mengingati dirimu. Kadang tikanya ada sesuatu peristiwa yang akan membuat diriku teringatkan dirimu, ada tikanya ku rasakan seolah-olah dirimu berada di sisi ku dan erat mengenggam tanganku. Ada waktunya tanpa sedar air mata jernih ku mengalir ingatkan dirimu. Rindu yang teramat kepadamu. Si bulan.. Daku rindu akan dirimu, selalu menatap potretmu dan menyebut namamu agar dibawa bayu ke pendengaranmu. Segala yang terjadi daku pasrah, dan menerima dengan hati yang suci ikhlas kerana daku ingin melihat dirimu bahagia. Tiap kali daku memandang bulan purnama yang jauh itu, kelihatan seperti dirimu pada pandangan mata hatiku dan ku seru namamu. Saat itu, jujur kurasakan ingin sekali daku bersamamu, berada di sampingmu bergembira dan meneruskan liku-liku perjalanan ini. Namun apakan dayaku, hanya melihat dari kejauhan akan dirimu, mendoakan kebahagiaanmu.
Si bulan.. mengapakah airmata jernih ku tetap mengalir walau puas ku tahan? mencurah laju saat ku titikan tulisan ini buatmu. Sengsarakah diri semenjak ketiadaanmu dalam hidupku?
Datanglah dalam hidupku walau cuma seketika wahai si bulan..
Monday, 20 August 2012
RaSa ItU
Ketika insan lain lena di ulit mimpi, terdengar esakan dan rintihan jiwa yang begitu sayu di luahkan oleh sang pemuja bulan. Tidur nya acapkali di kejutkan dengan bayangan si bulan yang datang dengan senyuman namun menghilang sepantas masa berlalu. Pagi itu, saat semua umat islam merayakan hari kemenangan mereka, sang pemuja bulan pula meratapi kekalahan diri dan sebuah penyesalan. Kehilangan sesuatu yang amat bermakna amat menyakitkan.
Terasa sayu yang mencengkam sanubari tatkala mendengar alunan takbir di pagi hari raya. Bersama-sama alunan takbir itu, berderaian air mata sang pemuja bulan tumpah tanpa mampu disekat oleh nya. Amat menyeksakan perasaan saat itu seolah-olah dunia nya sudah berakhir. Semua nya bermain-main di minda dan seolah-olah terbayang jelas di depan mata. Hajat dan impian yang lebur dimakan waktu, segala kenangan yang berlalu pergi di hembus bayu membuatkan hati itu sakit dan perit sekali. Masih terngiang-ngiang kan rengekan dan permintaan si bulan untuk memakai pakaian yang sedondon di pagi hari raya, bersama-sama merayakan hari yang gembira namun semuanya hanya harapan yang tidak kesampaian. Kecewa dan diri sendiri dipersalahkan.
Di saat ini, hanya potret si bulan yang menjadi pengubat rindu dan mampu mengubat kelukaan hati sang pemuja bulan. Jauh di sudut hati, ingin sekali rasanya pergi ke tempat si bulan dan nmemeluk dirinya, namun apakan daya..
Sayang..
Selamat hari raya Aidilfitri di ucapkan. Ampunkan semua salah dan silap diri ini sepanjang nafasku bersatu denganmu selama ini. Terlalu banyak kesilapan yang telah daku lakukan terhadapmu. Acap kali dirimu terasa hati dengan ku dan begitu banyaknya deraian airmata mu yang tumpah kerana diriku ini. Maafkan daku. Halalkan semua yag telah menjadi aduan dalam memori kita berdua, halalkan makan dan minum ku selama ini. Tidak akan ku lupakan suapan darimu. Semoga diri mu bahagia selalu..
Monday, 13 August 2012
RiNdU dAn MeRiNdU
Merindui seseorang itu amat menyeksakan dan sakit sekali dirasakan tambahan pula insan yang dirindu jauh dari mata, dan sepi tanpa khabar. Memang sayu dan pilu, hanya bertemankan airmata bila mengenangkan kenangan lalu. Si bulan, daku amat merindui dirimu. Bilan malam menjemput, hanya bayangan wajah mu yang terbayang di sebalik cahaya bulan yang selalu mengiringi perjalanan kita. Saat dan ketika ini, memang lemah kurasakan tatkala melihat semua yang pernah kita lalui bersama. Amat terasa apabila melihat bulan di malam hari, tatkala melihat bunga ros dan coklat, hati ini sayu dan sebak. Itulah kesukaanmu si bulan.
Suatu ketika dulu, kita pernah memadu kasih, pernah memacu seribu kenangan bersama, namun kini, semuanya sepi dan dirimu entah di mana berada sekarang. Ingin ku cari dan berjumpa denganmu, biar hanya seketika..
Bila ku rindu padamu
terasa kuatnya cintaku
terbangkit resah
terpandang wajahmu
walaupun sekelip mata
tapi kini aku sendiri
membawa hati yang luka ini
ntah ke mana lebuh kaki ku ini
tiada tujuan di hati
betapa sepinya
hidup seorang perindu
dihanyut oleh keresahan
rindunya hati ku
rindu padamu
selagi kau masih ku cinta
biar apa pun
yang memisahkan
namun kau tetap ku rindui....
Friday, 10 August 2012
PeRtEmUaN iTu
Siapa yang tidak mengenali alam kehidupan sosial yang bertunjangkan lambakan rangkaian sosial seperti Facebook. Di rangkaian sosial inilah yang menemukan dua jiwa yang bertitik melalui perkenalan, sehinggalah membawa kepada bercantumnya dua jiwa menjadi satu. Masih jelas di ingatan sang pemuja bulan saat dan ketika dia melayari Facebook dan waktu itulah dia terjumpa dengan si bulan. Bermula daripada itu, perkenalan mereka semakin rapat dari hari ke hari yang mana masing-masing cuba untuk mencari ketenangan dan menenangkan jiwa yang penat dengan hal masing-masing. Setiap hari akan ada ucapan-ucapan yang ditujukan oleh sang pemuja bulan khas kepada si bulan selain daripada bertanya khabar.. Apabila kemesraan mula menapak dalam jiwa dua insan ini, perkenalan mereka mula bertambah serius seiring dengan perjalanan masa dan usia perkenalan mereka. Saban hari mereka akan berhubung dan saling bertukar cerita. Gelak tawa dan usik-mengusik menjadi sebahagian daripada kisah mereka. Saat itu kegembiraan menyelubungi hidup mereka. Hampir setahun perkenalan mereka di Facebook, akhirnya dua insan ini mula menjanjikan pertemuan empat mata yang akhirnya membawa kepada pertemuan demi pertemuan. Setiap kali bersama, begitu banyak kenangan yang dicipta untuk diingati samada suka dan duka. Kadang-kala kejutan demi kejutan dilakukan oleh sang pemuja bulan untuk si bulan demi memastikan perasaan itu tetap membara dan senyuman tidak akan pudar dari wajah si bulan.
Dalam menyusuri liku kehidupan ini, tidak akan ada kegembiraan dan kebahagiaan yang tidak diuji. Sama seperti kisah sang pemuja bulan dan si bulan. Setelah memakan tahun usia perhubungan mereka, satu persatu dugaan mendatang yang acapkali berakhir dengan airmata dan pergaduhan. Kadang-kadang cemburu memainkan peranan dalam mencetuskan salah faham antara dua insan ini. Adakalanya rajuk yang mendatang dan setiap kali itulah masing-masing cuba memujuk antara satu sama lain. Terasa indah bila diri disayangi. Masih jelas lagi bagaimana manja nya sikap si bulan bila minta untuk dipujuk, betapa kuatnya cemburu yang membaluti perhubungan ini dan betapa bahagia nya saat yang diluangkan bersama.
daku sedar bila tanpa dirimu
ku rasakan dunia ini terhenti
lambat, kaku dan tidak bermaya
bagaikan otak ku terhenti berfikir
apa yang perlu kulakukan
tanpa dirimu di sisi
rinduku bagaikan membungkam ragaku
membuat daku terhenti menghela sekalipun
jiwaku sesak dan kosong sekali...
Wednesday, 1 August 2012
MaApKaN aKU
Maafkan kau dendangan Afie Utopia begitu menusuk kalbu. Terasa begitu mendalam lirik lagu ini kepada sang pemuja bulan. Bagi nya, kekosongan yang dilalui hari-hari begitu menyeksakan. Betul cakap orang, kerinduan pada seseorang begitu menyeksakan.
Tatkala di malam bulan mengambang, begitu sebaknya hati menanggung rindu kepada si bulan. Hanya melihat kepada bulan mampu membuat kerinduan sedikit terubat. memang terasa menyesal melepaskan si bulan pergi dan lebih memeritkan mengenang kenangan lalu yang menghimpunkan suka duka sewaktu bersama.
Ya Allah, engkau kuatkan lah hati hambamu ini dalam menempuh kehidupan ini. Terasa akan semua kekosongan jiwa dan betapa kelam nya hidup ini ketika hiilangkan penyeri hidupku. Sesungguhnya diri ini tidak kuat untuk menanggung rindu, tidak tabah dalam meniti hari-hari mendatang yang dibayangi oleh kenangan lalu. ya Allah, andai ini suratan takdir mu, daku memohon agar engkau bahagikanlah insan kesayanganku dan engkau titipkanlah kegembiraaan, ketenangan dan jauhilah diri nya dari segala musibah dan juga perbuatab aniaya. Kepadamu lah daku memohon dan meminta. Ya Allah Ya Tuhanku..sesungguhnya daku masih menyayanginya dan terlalu merinduinya saat ini..
Monday, 30 July 2012
BuLaN iTu
Dalam meniti hentian kehidupan ini, acapkali kita di uji dengan pelbagai dugaan. Begiitu juga dengan kisah si bulan dan sang pemuja bulan. Dalam menghitung hari, tidak disangkakan akan hujan yang turun ditengah hari. Semua nya berlaku di luar kehendak hati dan perasaan. Mungkin inilah yang dikatakan suratan takdir.
Ketika malam menjelma, melihat akan kecantikan bulan yang cerah mengambang, terasa diri ini bagai ditusuk oleh sesuatu. Satu perasaan yang mencengkam jiwa dan sangat menyeksakan. Sesungguhnya daku amat merinduimu si bulan. Amat terasa kekosongan diri setelah apa yang terjadi. Daku mengaku amat merindui mu, seolah-olah masih terngiang-ngiang gelak tawa dan rengekan manja mu. Amat ku rindui layananmu, belaianmu, suaramu dan kewujudan dirimu. namun semua itu x mungkin dapat ku kecapi. Yang ada hanyalah cahaya bulan yang menyuluh kehidupanku yang terasa semakin gelap..
aku amat merinduimu si bulan.
Subscribe to:
Posts (Atom)