Setiap cebisan-cebisan kenangan yang bersulamkan kerinduan, berteraskan percintaan dan disemai kasih sayang menghadirkan satu gelodak jiwa yang meruntun hati oleh pasangan dua sejoli ini yang mengimpikan impian, janji dan harapan yang sama. Setiap coretan, ade kisah disebaliknya..
Monday, 27 August 2012
KaMu KaMu DaN kAmU
Si bulan.. Menyebut nama itu membuat hati sang pemuja bulan sering dilanda keresahan dan diulit kepiluan kerana kasih, cinta dan rindu itu masih bersamanya. Dalam keheningan malam ini, ketika insan lain lena diulit mimpi, sang peuja bulan masih tetap disini, masih utuh menunggu si bulan dan amat merinduinya. Kerinduan ini tidak berteman dan tidak mungkin dirasai oleh si bulan, laksana sang pungguk yang melihat indahnya bulan namun tak terdakap lalu menyiulkan siulan panggilan sayu. Si bulan, detik ini, sang pemuja bulan memilih untuk berpuitis dalam meluahkan kata hati yang duka pilu mengenangkan kenangan bersama yang tersemat di mindanya tanpa terkurang sedikit pun.
Si bulan.. Ingin sekali ku bertanya kepadamu.. Adakah dirimu tidak pernah terfikir tentang daku? Apakah dirimu tidak pernah terlintas akan namaku, senyumanku, kasih sayangku dan kenangan kita di mainan jalanan hari-harimu? Tiadakah sekelumit kenangan manis antara kita dahulu yang bisa membuat dirimu tersenyum? Si bulan.. Bahagiakah dirimu disana? Gembirakah dirimu disana? Adakah masih terukir senyummu dan tawamu? Telah ketemukah selaut bahagia yang dirimu cari, seluas angkasa indah yang dirimu dambakan dan sejuta ketenangan hati yang dirimu impikan?
Si bulan.. Akan ku ceritakan kepadamu satu perkara. Daku rindu akan dirimu, sentiasa mengingati dirimu. Kadang tikanya ada sesuatu peristiwa yang akan membuat diriku teringatkan dirimu, ada tikanya ku rasakan seolah-olah dirimu berada di sisi ku dan erat mengenggam tanganku. Ada waktunya tanpa sedar air mata jernih ku mengalir ingatkan dirimu. Rindu yang teramat kepadamu. Si bulan.. Daku rindu akan dirimu, selalu menatap potretmu dan menyebut namamu agar dibawa bayu ke pendengaranmu. Segala yang terjadi daku pasrah, dan menerima dengan hati yang suci ikhlas kerana daku ingin melihat dirimu bahagia. Tiap kali daku memandang bulan purnama yang jauh itu, kelihatan seperti dirimu pada pandangan mata hatiku dan ku seru namamu. Saat itu, jujur kurasakan ingin sekali daku bersamamu, berada di sampingmu bergembira dan meneruskan liku-liku perjalanan ini. Namun apakan dayaku, hanya melihat dari kejauhan akan dirimu, mendoakan kebahagiaanmu.
Si bulan.. mengapakah airmata jernih ku tetap mengalir walau puas ku tahan? mencurah laju saat ku titikan tulisan ini buatmu. Sengsarakah diri semenjak ketiadaanmu dalam hidupku?
Datanglah dalam hidupku walau cuma seketika wahai si bulan..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment